Apa CMM itu ?
CMM adalah
model kematangan kemampuan (kapabilitas) untuk membantu pendefinisian dan
pemahaman proses-proses pada suatu organisasi. Pengembangan model ini dimulai
pada tahun 1986 oleh SEI (Software Engineering Institute) atas permintaan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Departement of
Defense(DOD).
CMM
awalnya ditujukan sebagai suatu alat untuk secara objektif menilai kemampuan kontraktor pemerintah untuk menangani proyek perangkat lunak yang diberikan. Walaupun berasal dari bidang pengembangan
perangkat lunak, model ini dapat juga diterapkan sebagai suatu model umum yang
membantu pemahaman kematangan kapabilitas proses organisasi di berbagai bidang.
Misalnya rekayasa
perangkat lunak, rekayasa
sistem, manajemen
proyek, manajemen
risiko, teknologi
informasi, serta manajemen
sumber daya manusia.
Ciri
Maturity Level secara Umum
▪ Proses pengembangan dari suatu organisasi disederhanakan
dan dideskripsikan dalam wujud tingkatan kematangan dalam jumlah tertentu
(biasanya empat hingga enam tingkatan)
▪ Tingkatan kematangan tersebut dicirikan dengan beberapa
persyaratan tertentu yang harus diraih.
▪ Tingkatan-tingkatan yang ada disusun secara sekuensial,
mulai dari tingkat inisial sampai pada tingkat akhiran (tingkat terakhir
merupakan tingkat kesempurnaan)
Selama
pengembangan, sang entitas bergerak maju dari satu tingkatan ke tingkatan
berikutnya tanpa boleh melewati salah satunya, melainkan secara bertahap berurutan.
Pada
tahun 2000 CMM dileburkan ke dalam CMMI (Capability Maturity Model Integration). Peleburan
ini disebabkan karena adanya kritik bahwa pengaplikasian CMM di pengembangan
perangkat lunak khususnya bisa menimbulkan masalah karena model CMM yang belum
terintegrasi di dalam dan di seantero organisasi. Ini kemudian memunculkan
beban biaya dalam hal pelatihan, penaksiran kinerja, dan aktivitas perbaikan.
Namun
CMM masih tetap digunakan sebagai model acuan teoritis di ranah publik untuk
konteks yang berbeda. CMM sendiri telah diganti namanya menjadi SE-CMM (Software
Engineering CMM).
Secara
harfiah, CMM dapat diartikan sebagai berikut:
- Capability, diartikan menjadi
kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Dalam CMM ini,
Capability lebih mengarah kepada integritas daripada kapabilitas itu
sendiri.
- Maturity, berarti matang atau dewasa. Matang merupakan hasil
proses. Dewasa merupakan hasil pertumbuhan.
- Model, didefinisikan sebagai
suatu penyederhanaan yang representatif terhadap keadaan di dunia nyata.
Nilai-nilai
yang dilihat dalam pengukuran tersebut:
▪ Apa yang diukur (Parameter)
▪ Bagaimana cara mengukurnya (Metode)
▪ Bagaimana standar penilaiannya (Skala Penilaian)
▪ Bagaimana Interpretasinya (Bagi Manusia)
J Initial
J Repeatable
J Defined
J Managed
J Optimizing
1. @ Initial
Level
Kriteria dari initial level adalah:
▪ - tidak ada manajemen proyek
▪ - tidak ada quality assurance
▪ - tidak ada mekanisme manajemen perubahan (change
management)
▪ - tidak ada dokumentasi
▪ - terdapat ketergantung pada kemampuan individual
2@.
Repeatable
Level
Ciri-ciri dari repeatable level adalah:
▪ - kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses
bukan pada individu
▪ - ada manajemen proyek sederhana
▪ - ada quality assurance sederhana
▪ - ada dokumen sederhana
▪ - ada software configuration management sederhana,
▪ - tidak ada knowledge management
▪ - tidak ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam kondisi
apapun
▪ - tidak ada stastikal control untuk estimasi proyek dan
rentan perubahan struktur organisasi.
3. @ Defined
Level
Ciri-ciri dari Defined level adalah:
▪ - SDLC sudah ditentukan
▪ - ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun
▪ - kualitas proses dan produk masih bersifat kualitatif atau
hanya perkiraan saja
▪ - tidak menerapkan Activity Based Costing
▪ - tidak ada mekanisme umpan balik yang baku
4 . @ Managed
Level
Ciri-cirinya Managed Level adalah
▪ - sudah ada Activity Based Costing yang digunakan untuk
estimasi proyek berikutnya
▪ - proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek
masih bersifat kuantitatif
▪ - terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena
proses pengumpulan data masih dilakukan secara manual
▪ sudah memiliki mekanisme umpan balik
▪ tidak ada mekanisme pencegahan defect
5. Optimized Level
Pengumpulan data secara automatis
▪ ada mekanisme pencegahan defect
▪ ada mekanisme umpan balik yang baik
▪ ada peningkatan kualitas dari SDM
▪ ada peningkatan kualitas proses.
Kegunaan
CMM
▪ Untuk menilai tingkat kematangan sebuah organisasi
pengembang perangkat lunak
▪ Untuk menyaring kontraktor yang akan menjadi pengembang
perangkat lunak
▪ Untuk memberikan arah akan peningkatan organisasi bagi
top management di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
▪ Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif
yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.
▪ Kecuali di level 1, setiap level akan diurai ke dalam Key Process Areas
(KPA)
▪ Setiap KPA mengidentifikasi sekelompok kegiatan
terkait yang, bila dilakukan secara kolektif, mencapai serangkaian tujuan
dianggap penting untuk meningkatkan kemampuan perangkat lunak, terdiri atas:
▪ commitment
▪ ability
▪ activity
▪ measurement
▪
verification
verification
Keuntungan
CMM
▪ Membantu
membentuk visi bersama tentang apa berarti perbaikan proses perangkat lunak
untuk organisasi
▪ Mendefinisikan
menetapkan prioritas untuk mengatasi masalah software
▪ Mendukung
pengukuran proses dengan menyediakan kerangka kerja untuk melakukan penilaian
yang dapat diandalkan dan konsisten
▪ Menyediakan
kerangka kerja untuk konsistensi proses dan produk
Measurement
of CMM
Ø Historical
Ø Plan
Ø Actual
0 komentar:
Posting Komentar