Jumat, 21 Maret 2014

CMM

Apa CMM itu ?

CMM adalah model kematangan kemampuan (kapabilitas) untuk membantu pendefinisian dan pemahaman proses-proses pada suatu organisasi. Pengembangan model ini dimulai pada tahun 1986 oleh SEI (Software Engineering Institute) atas permintaan  Departemen Pertahanan Amerika Serikat, Departement of Defense(DOD).

CMM awalnya ditujukan sebagai suatu alat untuk secara objektif menilai kemampuan kontraktor pemerintah untuk menangani proyek perangkat lunak yang diberikan. Walaupun berasal dari bidang pengembangan perangkat lunak, model ini dapat juga diterapkan sebagai suatu model umum yang membantu pemahaman kematangan kapabilitas proses organisasi di berbagai bidang. Misalnya rekayasa perangkat lunak, rekayasa sistem, manajemen proyek, manajemen risiko, teknologi informasi, serta manajemen sumber daya manusia.

Ciri Maturity Level secara Umum
       Proses pengembangan dari suatu organisasi disederhanakan dan dideskripsikan dalam wujud tingkatan kematangan dalam jumlah tertentu (biasanya empat hingga enam tingkatan)
       Tingkatan kematangan tersebut dicirikan dengan beberapa persyaratan tertentu yang harus diraih.
       Tingkatan-tingkatan yang ada disusun secara sekuensial, mulai dari tingkat inisial sampai pada tingkat akhiran (tingkat terakhir merupakan tingkat kesempurnaan)

Selama pengembangan, sang entitas bergerak maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya tanpa boleh melewati salah satunya, melainkan secara bertahap berurutan.
Pada tahun 2000 CMM dileburkan ke dalam CMMI (Capability Maturity Model Integration). Peleburan ini disebabkan karena adanya kritik bahwa pengaplikasian CMM di pengembangan perangkat lunak khususnya bisa menimbulkan masalah karena model CMM yang belum terintegrasi di dalam dan di seantero organisasi. Ini kemudian memunculkan beban biaya dalam hal pelatihan, penaksiran kinerja, dan aktivitas perbaikan.
Namun CMM masih tetap digunakan sebagai model acuan teoritis di ranah publik untuk konteks yang berbeda. CMM sendiri telah diganti namanya menjadi SE-CMM (Software Engineering CMM).

Secara harfiah, CMM dapat diartikan sebagai berikut:
  • Capability, diartikan menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Dalam CMM ini, Capability lebih mengarah kepada integritas daripada kapabilitas itu sendiri.
  • Maturity,  berarti matang atau dewasa. Matang merupakan hasil proses. Dewasa merupakan hasil pertumbuhan.
  • Model, didefinisikan sebagai suatu penyederhanaan yang representatif terhadap keadaan di dunia nyata.
Nilai-nilai yang dilihat dalam pengukuran tersebut:
       Apa yang diukur (Parameter)
       Bagaimana cara mengukurnya (Metode)
       Bagaimana standar penilaiannya (Skala Penilaian)
       Bagaimana Interpretasinya (Bagi Manusia)

Terdapat 5 level dalam CMM :

J   Initial
J   Repeatable
J   Defined
J   Managed
J   Optimizing

1. @  Initial Level
Kriteria dari initial level adalah: 
      -  tidak ada manajemen proyek
       - tidak ada quality assurance
       - tidak ada mekanisme manajemen perubahan (change management)
       - tidak ada dokumentasi 
       - terdapat ketergantung pada kemampuan individual

2@.   Repeatable Level
Ciri-ciri dari repeatable level adalah: 
       - kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses bukan pada individu
       - ada manajemen proyek sederhana
      -  ada quality assurance sederhana
      -  ada dokumen sederhana
      -  ada software configuration management sederhana, 
       - tidak ada knowledge management
       - tidak ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam kondisi apapun
  - tidak ada stastikal control untuk estimasi proyek dan rentan perubahan struktur organisasi.

3.  @  Defined Level
Ciri-ciri dari Defined level adalah:
       - SDLC sudah ditentukan
       - ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun
   - kualitas proses dan produk masih bersifat kualitatif atau hanya perkiraan saja
       - tidak menerapkan Activity Based Costing
       - tidak ada mekanisme umpan balik yang baku

4 .   @ Managed Level
Ciri-cirinya Managed Level adalah
                  -   sudah ada Activity Based Costing yang digunakan untuk estimasi proyek berikutnya
      - proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek masih bersifat kuantitatif
    - terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan data masih dilakukan secara manual
       sudah memiliki mekanisme umpan balik
       tidak ada mekanisme pencegahan defect  

   5. Optimized Level
Pengumpulan data secara automatis
       ada mekanisme pencegahan defect
       ada mekanisme umpan balik yang baik 
       ada peningkatan kualitas dari SDM 
       ada peningkatan kualitas proses.

Kegunaan CMM
 Untuk menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
     Untuk menyaring kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak
 Untuk memberikan arah akan peningkatan organisasi bagi top management di dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak
  Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.

Internal Structure of Maturity Level




▪  Kecuali di level 1, setiap level akan diurai ke dalam Key Process Areas (KPA)
 Setiap KPA mengidentifikasi sekelompok kegiatan terkait yang, bila dilakukan secara kolektif, mencapai serangkaian tujuan dianggap penting untuk meningkatkan kemampuan perangkat lunak, terdiri atas:
       commitment
       ability
       activity
       measurement
      
verification


Keuntungan CMM
  Membantu membentuk visi bersama tentang apa berarti perbaikan proses perangkat lunak untuk organisasi
   Mendefinisikan menetapkan prioritas untuk mengatasi masalah software
 Mendukung pengukuran proses dengan menyediakan kerangka kerja untuk melakukan penilaian yang dapat diandalkan dan konsisten
    Menyediakan kerangka kerja untuk konsistensi proses dan produk


Measurement of CMM
Ø  Historical
Ø  Plan
Ø  Actual
Ø  Projections


0 komentar:

Posting Komentar